PERLENGKAPAN
1. Sasaran Silek (Tempat berlatih silat)
Sasaran Silek adalah tempat latihan silat di Minangkabau, sasaran
ini mungkin bisa disamakan artinya dengan padepokan atau gelanggang. Tempat
latihan ini ada yang sengaja dibuat oleh guru dan para muridnya atau disediakan
oleh nagari atau suku atau kadangkala sasaran ini di mana saja, seperti di
dapur, di bilik, di gudang dan di tempat yang sepi yang jarang dilewati orang
seperti di dangau, di ladang dan di hutan.
2. Minyak Silek (Minyak silat)
Biasanya
di suatu perguruan silek memiliki minyak yang digunakan untuk keperluan
pengobatan pada kasus terkilir selama latihan dan juga sekaligus simbol dari
warisan sah suatu perguruan. Minyak itu diwarisi secara turun temurun dari
generasi dahulu kepada generasi penerus. Minyak itu dinamakan minyak silek.
Perguruan Silek Salimbado Buah Tarok, salah satu sasaran penerus dari silek
asal Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan masih memelihara tradisi Minyak Silek
yang diwariskan semenjak ratusan tahun yang lalu dan minyak ini merupakan
simbol dari perguruan tersebut. Anak sasian (murid) yang baru masuk akan
mengikuti tradisi mandi minyak tersebut. Tradisi yang sama terdapat di Malaysia
dan sepertinya mandi minyak ini masih terpelihara dengan baik.
Penggunaan
minyak di dalam silat atau maenpo juga lazim terjadi di kalangan Silat
Cimande, Jawa Barat yang minyaknya dikenal dengan nama Minyak Cimande. Saat ini
tidak semua sasaran silek di Minangkabau masih memelihara atau memiliki tradisi
mandi minyak.
3. Pakaian
Pakaian
yang digunakan untuk silek adalah pakaian berwarna hitam yang lebih terkenal
dengan sebutan endong atau galembong. Hitam ini sendiri memiliki makna tahan
tapo (tahan terpaan) dan tentu saja pakaian hitam ini lebih baik digunakan
untuk silat dibandingkan dengan pakaian putih yang terlihat cepat kotor.
Pakaian silek tradisional pisak-nya sangat rendah sehingga
tidak memungkin pelaku silek menyepak terlalu tinggi, tinggi sepakan paling
sampai alat vital lawan saja.
Tidak
semua perguruan yang menuntut anak sasian atau murid
mengenakan pakaian silek. Seorang tuo silek dari Pauh, Kota Padang malah tidak
sependapat, dalam hal ini beliau mengatakan bahwa silek yang akan dipelajari
bukan untuk tarian, melainkan buat membela diri jika diserang musuh, jadi
pakaian yang paling bagus dikenakan adalah pakaian yang biasa dipakai
sehari-hari.
Dan
ada satu atribut silek Minang yang tidak boleh ketinggalan, yaitu kabek kapalo
atau ikat kepala,menurut tuo-tuo silek Minang kalau basilek tidak memakai ikat
kepala maka pada saat berlatih akan diganggu oleh inyiak balang (Harimau),dan
memang sering kejadian dalam berlatih silat tidak menggunakan ikat kepala, suka
ada kejadian-kejadian aneh dari lingkungan sekitar sasaran silek tersebut
seperti atap yang dilempari batu atau pasir, jendela yang dibanting-bantingkan
walaupun tidak ada angin, dan hal-hal aneh lainnya. Secara harfiah mungkin
memakai ikat kepala sebagai bentuk penghormatan seorang anak sasian kepada yang
menciptakan silat itu sendiri, kepada sang guru dan kepada partner
latihannya.
4. Senjata dan Pusaka Sasaran
Sasaran
silek yang baik dan bagus biasanya memiliki senjata yang lengkap serta memiliki
benda-benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun. Senjata-senjata yang
biasanya ada adalah Karih (Keris), tumbak lado (tombak cabe), kurambik (kerambit),
tumbak (tombak), ladiang (lading, golok), sabik (sabit), tungkek (tongkat), dan
pisau. Tumbak lado (tombak lada) merupakan senjata asli Minangkabau menurut
Draeger[. Wilayah Minangkabau pada kurun waktu
1600-an sangat terkenal dengan pembuatan keris serta perlengkapan perang yang
berkualitas bagus. Keris misalnya yang umumnya kita tahu berasal dari Jawa,
ternyata juga di produksi di Minangkabau, yang dikatakan sebagai crizes
atau keris yang berasal dari Menancabo (Minangkabau).
5. Alat Musik serta Perlengkapan Adat
Pemain
Silek pada masa dahulunya juga adalah seniman. Randai dan berbagai tari-tarian
adalah turunan dari silek yang merupakan kegiatan seni. Oleh sebab itu sasaran
silek juga memiliki perlengkapan musik yang mereka miliki adalah beraneka ragam
gandang (gendang), talempong, alat-alat musik tiup seperti saluang, bansi, sarunai, pupuik batang padi, dan
tangkolong, malahan juga ada
alat musik gesek yang dinamakan rabab (rebab). Di samping alat musik, sebagai komponen dari
nagari, mereka juga memiliki perlengkapan untuk upacara adat, seperti pakaian
adat dan carano. Tidak semua sasaran silek memiliki inventaris berharga ini
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Beri comentar sebagai "Anonymous" jika ingin coment tanpa log in...
Trmksh…^_^