Ada banyak aliran yang berkembang di Ranah Minangkabau. Peneliti Silat, Hiltrud Cordes pernah melakukan penelitian, mengatakan ada sepuluh aliran utama Silek Minangkabau, yaknI :
- Silek Tuo (Silat Tua)
- Silek Sitaralak (Silat Sitaralak)
- Silek Luncua (Silat Luncur)
- Silek Baruah (Silat Baruh)
- Silek Harimau (Silat Harimau)
- Silek Pauah (Silat Pauh)
- Silek Gulo-Gulo Tareh (Silat Gulo-Gulo Tareh)
- Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek)
- Silek Lintau (Silat Lintau)
- Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai)
Silek Ulu Ambek menurut beliau tidak tergolong ke dalam aliran Silek karena lebih menekankan kekuatan batin daripada kontak fisik. Silek Sitaralak, Lintau, Kumango, Luncua terkenal sampai ke Malaysia. Silek sitaralak (disebut juga siterlak, terlak, sterlak, starlak) merupakan silat yang beraliran keras dan kuat. Ada beberapa nama aliran silat lain yang punya nama, yakni Silek Tiang Ampek, Silek Balubuih, Silek Pangian (berkembang di Kabupaten Kuantan Singingi) dan Buah Tarok dari Bayang, Pesisir Selatan.Asal usul dari aliran silat ini juga rumit dan penuh kontroversi, contoh Silek Tuo dan Sitaralak. Silek Tuo ada yang menganggap itu adalah versi silek paling tua, namun pendapat lain mengatakan bahwa silat itu berasal dari Tuanku Nan Tuo dari Kabupaten Agam.Tuanku Nan Tuo adalah anggota dari Harimau Nan Salapan, sebutan lain dari Kaum Paderi yang berjuang melawan Belanda di Sumatera Barat. Hubungan sitaralak dan Silek Tuo (silat paling tua) adalah kajian yang menarik untuk dikupas lebih dalam.Gerakan silek itu diambil dari berbagai macam hewan yang ada di Minangkabau, contohnya Silek Harimau, Kucing dan Silek Buayo (Buaya), namun di dalam perkembangan silek selanjutnya, ada sasaran silek, umumnya silek yang berasal dari kalangan tarekat atau ulama agama Islam menghilangkan unsur-unsur gerakan hewan di dalam gerakan silek mereka karena dianggap bertentangan dengan unsur agama versi mereka.Jika dilihat dari beberapa gerakan silat yang berada di Minangkabau, ada pola-pola yang dominan di dalam permainan mereka, yakni:- bersilat dengan posisi berdiri tegak
- bersilat dengan posisi rendah
- bersilat dengan posisi merayap di tanah
- bersilat dengan posisi duduk (silek duduak)
Posisi permainan silat ini terjadi akibat kondisi lingkungan di mana silat itu berkembang, pada daerah yang tidak datar dan licin, mereka lebih suka menggunakan posisi rendah, sementara di daerah pantai yang berpasir, mereka lebih suka bersilat dengan posisi berdiri. Meskipun demikian, bukan berarti di daerah pesisir tidak mengenal permainan rendah.
Konsep Silek Minang
Beberapa
konsep dari silek Minangkabau itu adalah :
1. Tagak jo Langkah (Berdiri dan
Langkah)
Ciri khas dari
permainan silek adalah pola berdiri dan langkah. Tagak artinya tegak
atau berdiri, di mana pesilat berdiri? Dia berdiri di jalan yang benar (tagak
di nan bana), dia bukanlah seorang yang suka cari rusuh dan merusak tatanan
alam dan kehidupan bermasyarakat. Di dalam mantera sering juga diungkapkan
sebagai tegak alif, pitunggua adam, langkah muhammad.
Di dalam permainan
silat, posisi berdiri adalah pelajaran pertama diberikan, yang dinamakan
sebagai bukak langkah (sikap pasang) seorang pemain silat Minangkabau
adalah tagak runciang (berdiri runcing atau berdiri serong)
dengan posisinya selalu melindungi alat vital. Kuda-kuda pemain silat harus kokoh, untuk
latihan ini dahulunya mereka berjalan menentang arus sungai.Langkah
dalam permainan silek Minangkabau mirip dengan langkah berjalan, namun posisinya
pada umumnya merendah. Posisi melangkah melingkar yang terdiri dari gelek,
balabek, simpia dan baliak (Lihat penjelasan istilah ini
pada Kurikulum.
Adapun pola langkah
yang dipergunakan ada yang dinamakan :
·
langkah tigo (langkah tiga, pola
langkah yang membentuk segitiga). Silek yang dimainkan oleh Mak Danin Capek di
Cupak Solok, Sumatera Barat, misalnya lebih menekankan penggunaan langkah tiga,
sehingga beliau menyebutnya sebagai Silek Langkah Tigo (silat langkah
tiga).
·
langkah ampek (langkah empat, pola
langkah yang membentuk segiempat)
·
langkah sambilan (langkah sembilan) :
untuk mancak (pencak)
2. Garak jo Garik (Gerak dan Gerik)
Di dalam bersilat perlu sekali memahami
garak dan garik. Garak artinya insting, kemampuan membaca sesuatu akan
terjadi, contoh seorang pesilat bisa merasakan ada sesuatu yang akan
membahayakan dirinya. Garik adalah gerakan yang dihasilkan oleh pesilat
itu sebagai antisipasi dari serangan yang datang. Jika kata ini diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia, ia menjadi kurang pas, karena di dalam bahasa
Indonesia, gerak itu adalah gerakan dan gerik adalah kata pelengkap dari
gerakan itu. Sedangkan di dalam bahasa Minangkabau garak (gerak) itu adalah
kemampuan mencium bahaya (insting) dan garik (gerik) adalah gerakan yang
dihasilkan (tindakan).
3. Raso jo Pareso (Rasa dan Periksa)
- Raso (Rasa)
Raso atau rasa diartikan sebagai
kemampuan untuk melakukan sesuatu gerakan yang tepat tanpa harus dipikirkan
dulu, seperti seorang yang mahir membawakan kendaraaan, dia pasti tidak
berpikir berapa centimeter harus memijak rem supaya berhenti dengan tepat tanpa
goncangan, tapi dengan merasakan pijakan rem itu dia dapat berhenti dengan
mulus.
- Pareso (Periksa)
Pareso adalah kemampuan analisis dalam
waktu yang singkat atau nalar. Di dalam pertempuran ungkapan pareso ini adalah
kemampuan memanfaatkan sesuatu di dalam berbagai situasi pertempuran dalam
upaya untuk memperoleh kemenangan. Misalkan, jika kita bertempur waktu sore,
upayakan posisi jangan menghadap ke barat, karena akan silau oleh cahaya
matahari.
Jadi antara raso dan pareso itu
jalannya berpasangan, tidak boleh jalan sendiri-sendiri. Kita tidak boleh
terlalu mengandalkan perasaan tanpa menggunakan pikiran, namun tidak boleh pula
berpikir tanpa menggunakan perasaan. Ada pepatah yang mengatakan raso dibao
naiak, pareso dibao turun (Rasa di baik naik ke alam pikiran, periksa
dibawa turun ke alam rasa). Demikianlah kira-kira maksud dari raso jo pareso
yang diungkapkan oleh para guru silek.
4. Kato Bajawek, Gayuang Basambuik (Kata
Berjawab, Gayung Bersambut)
Alam fikiran Minangkabau memiliki konsep
berpasangan, ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pepatah yang memiliki
isi kalimat berpasangan, contohnya: mancari nan baik manulak nan buruak
(mencari hal-hal yang baik dan menolak hal-hal yang buruk), manitiak dari
ateh, mambasuik dari bumi (menitik dari atas, membersit dari bumi), tiok
kunci ado pambukaknyo (tiap kunci ada pembukanya) dan tiok kabek bisa
diungkai (tiap ikatan bisa dilepas). Hal yang sama berlaku pada silek,
setiap gerakan silat ada pemusnahnya, setiap kuncian ada teknik untuk
melepaskannya, oleh sebab itu sepasang pemain silat yang mahir mampu bersilat
terus menerus tanpa putus dengan mengalir begitu saja. Mereka baru berhenti
kalau sudah letih atau capek. Hal yang sama juga terjadi pada peniup saluang, mereka bisa
meniup alat musik itu tanpa putus-putus sampai lagu selesai.
5. Tagang Bajelo, Kandua Badantiang
(Tegang mengalun, Kendor Berdenting)
Guru silek mengatakan, jika tagang
badantiang, maka ia akan putus atau rusak, dan jika kandua manjelo (mengalun)
itu artinya lemah. Adapun silek Minangkabau tidaklah demikian, silat itu adalah
kombinasi pas antara kelembutan dan kekuatan, dia lembut tapi keras, dia keras
tapi lembut. Mungkin istilah lentur atau plastis bisa disamakan dengan
pengertian ungkapan di atas. Di dalam permainan silek, serangan lawan itu tidak
ditangkis atau dihadang, namun dipapah atau dibelokkan ke arah lain. Menangkis
serangan lawan, seperti sepak atau tinju akan membawa risiko memar atau cedera,
namun jika serangan itu dibelokkan, risiko cedera bisa dihindari dan lawan akan
terdorong ke arah lain. Prinsip ini mirip dengan prinsip yang digunakan oleh
beladiri tai chi chuan
dari China. Teknik ini juga digunakan pada olah raga
seperti memantulkan atau "dribble" bola basket atau teknik permainan
bola voli.
6. Adaik manuruik alua, alua manuruik patuik jo mungkin (Alami,
logis dan efektif)
Tubuh manusia memiliki alur dan pola,
gerakan silek harus mengikuti alur tubuh manusia, jangan menentangnya. Konsep
ini adalah konsep flow (mengalir) di dalam permainan silat. Jika konsep ini
dipakai, maka permainan silek akan terlihat indah dan mengalir, serta aman.
Sekali alur itu dilanggar, maka akan terjadi apa yang disebut sungsang
(terbalik arah) yang dapat berakibat cedera mulai dari ringan sampai patah.
Silek disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangan kaedah hukum alam sehingga
menghasilkan gerakan yang LOGIS dan EFEKTIF untuk beladiri. Bagaimana mengikuti
alur tubuh yang baik dapat dilihat pada gerakan silat yang dimainkan dan
dijelaskan oleh David Benitez.[46]. Prinsip umum silat juga dijelaskan
oleh Luke Holloway yang menyatakan bahwa gerakan memukul yang diawali dengan ancang-ancang
rileks, santai atau tanpa tegangan akan menghasilkan efek pukulan lebih
keras daripada pukulan yang diawali dengan ancang-ancang yang kaku [47]. Efek ini terjadi karena alur dari
gerakan alamiah tubuh sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Beri comentar sebagai "Anonymous" jika ingin coment tanpa log in...
Trmksh…^_^