Image :Pak haji Sofyan Nadar
1. Langkah (Teknik Melangkah)
Melangkah
adalah pelajaran dasar dalam silek. Ada beberapa gerakan dasar yang akan
diajarkan, yakni :
- gelek (gelek, dalam bahasa Inggris, twist): mengubah posisi tubuh menghadap kanan dan atau menghadap kiri tanpa mengubah posisi kaki atau tanpa melangkah). Dalam main berpasangan, kaki kiri di depan akan menghasilkan gelek dalam, sedangkan jika kaki kanan di depan akan menghasilkan gelek lua (luar).
- balabek (belebat?): mengubah gerakan tangan sesuai langkah kaki. Balabek berfungsi sebagai pertahanan untuk tubuh bagian atas jika diserang. Biasanya tangan kanan dan tangan kiri bersilangan jika dihimpitkan. Cara memainkan balabek ini bervariasi tergantung aliran silatnya, salah satu silat di Koto Anau, Kabupaten Solok, memainkan balabek dengan cara mengepalkan tangan seperti petinju. Ada lagi balabek dengan kombinasi kepal di satu tangan dan sudu di tangan lain (lihat: sudu)
- langkah ka muko jo langkah suruik (langkah maju dan langkah mundur): langkah, mengubah posisi tubuh dengan memindahkan kaki
- langkah insuik (langkah ingsut) : melangkah dengan mengeser kaki ke depan atau ke belakang. Misalkan, kaki kanan digeser sedikit ke depan, kemudian diikuti dengan menggeser kaki kiri sedikit ke depan. Langkah insuik tidak perlu mengangkat kaki untuk berpindah, cukup digeser saja. Pola langkah ini berguna untuk memperbaiki posisi untuk bertahan ataupun menyerang. Biasanya teknik ini didapat begitu saja tanpa disadari oleh pesilat.
- tagak itiak (tegak itik) : berdiri seperti itik atau bebek dengan hanya menggunakan satu kaki
- babaliak (balik 180 derjat), balik ini bisa baliak suok (balik kanan) atau baliak kida (balik kiri)
- simpia (simpir, sapuan), serangan sapuan pada kaki.
- guntiang (Gunting), serangan guntingan pada kaki.
- tikam jajak (tikam jejak), langkah kaki yang menggantikan posisi langkah sebelumnya. Misalkan, ketika kaki kanan dilangkahkan ke depan, kaki kiri menempati posisi jejak kaki kanan tersebut. Prinsip yang sama berlalu sebaliknya.
Salah
satu Tuo Silek dari Pauah, Padang pernah ditemui suatu langkah yang agak
berbeda dengan langkah dari pemain silek lain, yaitu, Tuo Silek ini mengajarkan
bermain dengan langkah bajinjek (agak berjinjit) seperti kucing
mengincar mangsanya dan memiliki langkah anak (langkah anak). Langkah
anak ini adalah langkah kecil yang dilakukan sebelum melangkah seperti langkah
silat biasa. Langkah anak ini dibuat dengan tujuan untuk mengokohkan posisi
baik dalam menyerang ataupun menyambut atau bertahan dari serangan lawan.
Mungkin guru silek lain menggunakan dua cara melangkah ini, tapi mereka tidak
menekankan teknik dua cara melangkah ini kepada muridnya.
Adapun formasi dalam tahap ini adalah :
- melingkar, biasanya berpasangan, biasanya sepasang dan membentuk lingkaran, lawan main diibaratkan bayangan cermin, mereka akan melangkah dan bergerak seperti kita namun dalam posisi berlawanan. Formasi lingkaran sering ditemui pada sasaran silek. Jika murid sasaran itu banyak, maka posisi melingkar ini akan membentuk lingkaran besar, jadi hampir semua murid baru bisa melakukannya dalam satu waktu.
- berdampingan, Salah seorang Tuo Silek dari Pauah, Padang menyebut gerakan ini sebagai arak kabau gadang, boleh jadi sasaran silek lain memiliki nama lain untuk formasi ini. Dua orang melangkah berdampingan kiri dan kanan sambil bersilat. Posisi ini tidak sering dimainkan. Guna posisi ini adalah untuk belajar menghadapi serangan dari samping kiri atau kanan. Biasanya gerakan ini diajarkan pada murid yang sudah mahir dalam melangkah dan dikombinasikan dengan tahap dua, maambiak buah (mengambil buah)
- lurus , dengan maksud mempelajari cara menghadapi serangan lawan dari depan dan atau belakang. Latihan untuk formasi lurus bisa dengan menggunakan sebilah papan disebut sebagai silek sabilah papan. Silek Biruang Agam sebagai contoh, menunjukkan pola permainan lurus dengan kombinasi lingkaran.
Kebanyakan
murid tidak memahami arti pelajaran ini, sehingga mereka bosan, karena sudah
berbulan belajar mereka merasa kok pelajarannya dari itu ke itu juga. Teknik
melangkah yang baik dan benar ini benar-benar penting bagi pemula. Jika
melangkah ini sudah mahir, maka akan mudah maambiak buah (mengambil
buah) atau mempelajari gerakan-gerakan praktis dalam bersilat, karena buah itu
baru bagus digunakan jika langkah sudah pas dan benar.
Ada bermacam cara berdiri di dalam silat, ada yang tinggi seperti berdiri, rendah seperti orang membungkuk dan ada sangat rendah. Posisi sangat rendah ini biasanya dipakai pada silat Harimau.
Meskipun tidak berlaku pada semua sasaran silek, pada tahap ini beberapa murid diajarkan beberapa kato atau manto (mantera), contohnya
- kato palangkahan (mantera untuk mulai bersilat) yang bunyinya kira-kira : assalamu`alaikum bapakku langit/alaikum salam ibuku bumi/izinkan aku melangkah di bumi Allah taala.
- doa mandi digunakan ketika mandi untuk menyegarkan diri dari cedera atau menghilangkan energi negatif (dalam chi kung dikenal dengan istilah "chi kotor") yang mengganggu kita akibat bermain silat atau setelah bepergian. Adapun bunyinya kira-kira : mandi nur, mandilah aku/mandi tubuh serta nyawa/mandi ruh, serta insan/aku mandi di dalam kandungan kalimah...
Tidak semua sasaran silek mengajarkan mantera. Ada sasaran silek yang menggunakan doa dalam bahasa Arab yang dikutip dari ayat Alquran atau doa-doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad SAW.
Pelajaran maambiak buah
(mengambil buah) merupakan pengembangan dari prinsip langkah tersebut. Dapat
dikatakan, kunci dan salah satu ciri-ciri dari silek di Minangkabau terletak
dari gelek jo langkah (gelek dan langkah), dan mereka berusaha konsisten
dengan aturan langkah ini. Namun sayang, pada tahap inilah murid-murid biasanya
sudah berhenti karena bosan, atau jika mereka terus ke tahap dua tanpa
menguasai dengan baik prinsip langkah, hasilnya adalah murid ini tidak bisa
main dengan baik dan biasanya di dalam bahasa Minangkabau dikatakan "langkahnyo
indak bulek atau langkahnyo baserak-serak" (langkahnya tidak
utuh alias berserakan).
2. Buah (Teknik Praktis)
Maambiak
buah ini berkaitan dengan pelajaran tentang teknik-teknik praktis di
dalam bersilat atau buah silat, seperti tangkok (menangkap), ilak
(mengelak), mangguntiang (gerakan menggunting) piuah (piuh atau
pilin), mamatah (mematahkan peresendian), manyapu (sapuan), doroang
(dorongan), enjo/egang/jujuik (tarik, menarik lawan dengan tangan), mangabek/mengunci
(teknik kuncian), sudu (tusukan), daga (pukulan dengan bantalan
telapak tangan biasanya untuk menyerang daerah rahang), dan bahkan memakai
goyangan pinggul untuk melemahkan posisi tubuh lawan.
Sadonyo anggoto tubuah iduik (semua
anggota tubuh harus hidup dan bisa dimanfaatkan) dan juga dima tumbuh disitu
disiang (posisi bagaimanapun harus bisa digunakan semaksimal mungkin untuk
bertahan dan menyerang) begitu kata guru. Pada pelajaran maambiak buah, murid
dituntun menggunakan nalar dan logikanya sembari mempelajari sifat-sifat fisik
dari tubuh manusia dan di mana titik lemah dari tubuh itu sendiri, misalnya
kalau didorong ke depan, maka lawan tidak jatuh, tapi kalau didorong ke
belakang, lawan jatuh. Biasanya sasaran serangan silek itu adalah alat vital
atau kelamin, rahang, mata, leher, tulang gagak, dan ulu hati.
Untuk
patah mematah, targetnya adalah siku-siku tangan, jari, siku-siku kaki. Untuk
piuh (pilin) targetnya adalah pergelangan tangan dan kaki. Dalam gerakan
biasanya dilakukan kombinasi seperti dipiuh (pilin) dahulu baru kemudian
dipatahkan. Alat vital memang sering menjadi sasaran empuk silek, oleh sebab
itu pada awal belajar si murid diingatkan untuk menjaga posisi sedemikian rupa
agar alat vitalnya terlindungi dengan baik. Tidak ada satu metodapun sampai
saat ini yang membuat alat vital tahan dari pukulan kecuali yang diyakini
belajar ilmu magis, sedangkan untuk hulu hati, orang yang sering latihan
kebugaran dan otot perut biasanya ulu hati mereka lebih tahan terhadap pukulan.
Secara
ringkas pelajaran yang bakal diperoleh oleh murid pada tahap ini adalah teknik
mempergunakan kaki, tangan dan anggota tubuh lainnya, seperti yang diuraikan di
bawah ini
- Teknik mempergunakan tangan
- cucuak ciek jari (tusukan satu jari) : target serangannya lobang pada daerah leher
- cotok duo jari (tusukan dua jari) : target serangannya mata
- cakiak (cekik) : target serangannya leher
- kalatiak (?) : gerakan seperti menampar dengan mempergunakan kuku pada ujung jari
- kepoh (tepis) : membelokkan serangan lawan dengan tangan sehingga tidak mengenai tubuh
- siku (sikuan) : target serangannya tulang iga lawan
- rangguik (renggut) : merenggut tangan, kaki, atau kepala lawan
- doroang, tundo, tungak (dorong) : mendorong tubuh lawan
- daga : menggunakan bantalan telapak tangan untuk menyerang rahang lawan
- sudu (sodokan) : menggunakan empat jari yang dirapatkan dengan target serangannya ulu hati lawan, bentuk sudu ini seperti sendok datar. Sudu dan sendok artinya sama.
- piuah (pilin) : memilin tangan, kaki, atau kepala lawan
- sambuik (sambutan) : menyambut serangan lawan, biasanya diiringi dengan mematahkan anggota tubuh lawan
- pakuak (bacok) : membacok dengan menggunakan sisi tangan sejajar kelingking target serangannya leher bagian belakang
- patah (patahan) : teknik mematahkan jari, tangan dan kaki lawan
- lapak (tamparan) : menggunakan dua tangan untuk menampar kedua telinga lawan
- piciak (pijit) : teknik menjepit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. Buah piciak dipergunakan untuk menyerang titik kelemahan atau pressure point yakni titik-titik tertentu pada tubuh jika dipijit atau ditekan akan menimbulkan rasa sakit dan gerakan sentak (gerak refleks) seperti kena setrum listrik. Contoh sasaran adalah wilayah dekat lipatan siku tangan atau kaki, bawah ketiak, sekitar pergelangan tangan, selaput antara ibu jari dan telunjuk. Seni ini telah dikenal oleh bangsa Jepang dengan nama kyusho. Korea dan China juga memiliki pengetahuan tentang ini, serta berbagai bangsa lain di muka bumi selama beratus-ratus tahun yang lampau. Meskipun di Minangkabau teknik ini tidak terdokumentasi selengkap di Jepang atau Korea, teknik ini dikenal baik oleh para pendekar dan sangat bermanfaat jika menghadapi lawan yang memiliki tenaga kuat. Titik kelemahan ini tidak saja diserang dengan teknik piciak, tapi bisa dengan cucuak (tusukan satu jari) atau sudu (sodok).
- Teknik mempergunakan kaki
- sipak, simbek, gayuang (sepak): menyepak lawan, biasanya alat vitalnya. Kata gayuang itu bisa juga dipergunakan untuk serangan yang menggunakan ilmu batin
- hantam jo lutuik (hantam dengan lutut) : digunakan untuk menghantam kepala lawan atau perutnya
- tundo jo lutuik (dorong dengan lutut) : lutut bisa digunakan untuk mendorong kaki lawan agar dia jatuh
- sapu (sapuan) : digunakan untuk menyapu kaki lawan
- dongkak kudo atau sipak balakang (tendangan belakang) : tendangan berbentuk huruf T
- injak (injak): menginjak kaki lawan
- hantam jo tumik (hantam dengan tumit) : menghantam ujung ibu jari kaki lawan dengan memakai tumit.
- Teknik dengan menggunakan bagian tubuh lain
- sondak (menggunakan kepala) : untuk menghantam dada, atau rahang lawan
- gigik (menggigit lawan) : gigitan di mana saja yang didapatkan pada tubuh lawan
- goyang ikua (goyangan pinggul) : menggoyangkan pinggul, teknik ini juga digunakan pemain sepak bola untuk menjatuhkan lawannya
- Teknik kombinasi
- mambantiang (membanting) : membanting lawan dengan mempergunakan tangan dan kaki
- mangabek atau mangunci (kuncian) : Istilah lain yang biasa digunakan oleh praktisi silek adalah santuang atau kungkuang (kungkung) untuk teknik mengunci lawan dengan mempergunakan tangan dan atau kaki.
- mambukak kabek dan mailak dari bantiangan (membuka kuncian dan mengelak dari bantingan) : memlepaskan diri dari kuncian biasanya mempergunakan langkah dan gerakan tangan. Tanpa menggunakan gerakan langkah yang baik, seseorang akan susah melepaskan diri dari kuncian. Di sinilah letak pentingnya kemahiran melangkah dalam pelajaran pertama yakni teknik malangkah.
Tujuan
dari silek adalah mempertahankan diri dari serangan musuh seperti yang
dikatakan oleh tuo silek, jadi sebagian teknik-teknik yang dipelajari tidak
boleh digunakan di dalam pertandingan silat, karena berbahaya dan mencelakakan
lawan tanding.
Pada
tahap ini muridpun diberi semacam doa atau kato atau manto
(mantera) oleh guru, misalnya mantera yang dipakai untuk menyambut atau untuk
menyerang lawan, bisa juga mantera untuk membuat tubuh kita kelihatan lebih
besar dan tinggi, sehingga lawan merasa takut dan sebagainya. Tiap sasaran
silek punya manto atau doa tersendiri. Ada sasaran silek yang hanya memakai doa
yang diambil dari kutipan ayat Alquran, namun kebanyakan mantra berisi campuran
antara doa dalam bahasa Arab dan Minangkabau. Campuran mantera antara bahasa
Minang dan bahasa Arab menandakan pengaruh Islam di dalam silat di Minangkabau.
3. Isi (Mengambil Isi atau Kaji Duduk)
Bagian
maambiak isi (mengambil isi) atau dikatakan juga maambiak inti
(mengambil inti) adalah bagian yang paling sensitif untuk dibicarakan
bahkan oleh sesama pesilat dari beda sasaran silek. Pada sesi ini murid tidak
belajar bermain silat secara fisik, tetapi lebih kepada menanamkan suatu
pemahaman atau konsep.
- Biliak Dalam (Bilik Dalam atau Kamar Khusus)
Istilah
biliak dalam digunakan untuk menyatakan tempat belajar khusus tentang
materi maambiak isi. Kata bilik dalam mengandung pengertian bahwa antara
guru dan murid ada tempat dan atau saat khusus, meskipun tidak selalu di dalam
bilik atau kamar atau ruangan khusus, malahan pada zaman dahulunya guru
mengundang murid datang ke dangaunya di ladang atau di sawah pada saat-saat
tertentu, bisa juga siang atau malam hari. Biliak dalam bisa juga diartikan
sebagai tempat biasa latihan silat atau sasaran silek, namun hanya mereka yang
akan diberi pelajaran ini yang diminta datang.
- Kaji (Materi Pelajaran di Biliak Dalam)
Materi
atau kaji yang diajarkan oleh tuo silek antara satu sasaran silek dengan
sasaran silek lain boleh jadi ada kesamaan materinya, namun juga terdapat
perbedaan pendapat yang malahan tajam. Oleh karena itu, dalam tahap tertentu,
membahas materi yang diberikan guru dengan murid dari sasaran silek lain
sangatlah tabu untuk dibicarakan. Jadi jika tidak paham akan sesuatu, sebaiknya
dipecahkan dulu sendiri, kemudian ditanyakan langsung ke guru atau ke orang
yang telah dipercayakan oleh guru untuk memberikan penjelasan.
Salah
satu dari materi pengajian ini adalah mangaji asa (mempelajari asal usul).
Kita harus mengetahui asal usul diri. Dalam salah satu sasaran mengatakan bahwa
manusia berasal dari Nur yang dipancarkan dari cahaya ilahiyah, oleh sebab itu
posisi manusia sangat tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia yang
diisi dengan Nur ini akan menjadi khalifah (berkuasa, pemimpin) di muka bumi
dan dapat menundukkan sekalian isi alam. Semua unsur-unsur lain takluk di bawah
Nur tadi. Orang yang berbuat keonaran dan kejahatan menandakan unsur di dalam
dirinya dipengaruhi kekuatan dari syaitan
yang berasal dari api. Api bersifat negatif atau takluk di bawah kekuatan
cahaya ilahiyah (nur). Para pesilat meyakini berbuat kebenaran akan mendapat
kekuatan dari sang Pencipta. Benda tajam dari logam disebut sebagai sesuatu
yang berasal dari air. Sekali lagi, air tidak akan memberikan pengaruh buruk
terhadap manusia, jadi benda tajam itu tidak akan memberikan pengaruh buruk
kepada diri pesilat. Di dalam pengajian ini, segala sesuatu yang datang kepada
pesilat, maka dia berupaya mangumbalikan ka asa (mengembalikan sesuatu
ke asal kejadiannya) semua serangan yang datang kepada dirinya. Beginilah bunyi
salah satu mantera agar tidak celaka jika terkena senjata tajam.. Hai
sakalian basi, aku tahu asa engkau jadi, aia putiah rabbul alamin asa engkau
jadi, kembalilah engkau ke asa engkau, aku kembali ke asa aku, Nur Allah asa
aku jadi (Hai sekalian besi, aku tahu asal engkau jadi, air putih rabbul
`alamin asal engkau jadi, kembalilah engkau ke asal engkau, aku kembali ke asal
aku, dari Nur Allah asal aku jadi).
Istilah
basi karasani (Besi Kersani) sering muncul di dalam materi kajian
bilik dalam. Basi karasani di dalam kaji isi dianggap sebagai unsur inti besi
pada manusia yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Di dalam manto (mantera)
diucapkan begini ".... mandanciang basi karasani di dalam batang tubuah
aku dek aku mangatahui.." (berdenging besi kersani di dalam batang
tubuh aku karena aku mengetahui). Membangkit basi karasani ini juga termasuk
materi yang diberikan buat pesilat yang berminat. Efek dari bangkitnya basi
karasani ini adalah tubuh menjadi kuat dan tahan dari berbagai serangan lawan.
Ada
banyak lagi aspek-aspek dari sesi ini yang sampai saat sekarang di Minangkabau
masuk ke dalam wilayah sangat sensitif untuk dibuka untuk publik. Di
dalam pandangan beberapa guru silat, bahwa mereka yang membicarakan kajian ini
di depan publik hampir sama dengan perbuatan membuka aurat kepada yang bukan
muhrim.
Materi
maambiak isi bisa saja tidak diberikan kepada murid, jika si murid hanya
menyukai gerakan fisik saja untuk olah raga atau beladiri. Adakalanya si murid
tidak berminat mengambil materi ini karena tidak ingin terlalu dalam
berfilosofis atau tidak ingin salah cerna pengetahuan yang diberikan guru yang
disebut sebagai tabaliak kaji. Meskipun sangat jarang terjadi, tabaliak
kaji bisa berakibat fatal bagi perkembangan psikis murid karena bisa
menyebabkan gila. Guru silek adakalanya enggan memberikan materi ini kepada
murid dengan alasan belum cukup umur atau akibat perilaku kurang baik yang
diperlihatkan oleh murid selama dalam asuhan guru silek.
4. Ujian
Secara
tradisional guru melihat tingkatan murid dari kemampuan mereka mempergunakan
gerakan-gerakan dasar silat seperti pada point 2. Guru akan melihat bagaimana
keahlian murid mempergunakan keahlian itu untuk manyambuik (menyambut)
serangan, mambaleh (menyerang), mangunci (mengunci) atau malapehkan
kuncian/kabek (melepaskan kuncian) lawan tandingnya. Gerakan dasar akan
diterima oleh setiap murid, namun pada tingkat lanjutan, siapa yang pintar
mempergunakan nalarnya dalam bersilat maka dia akan bisa menggunakan
gerakan-gerakan dasar silat dengan tepat dan benar.
Kemahiran
bersilat bisa diukur dengan kemampuan murid di tempat-tempat sebagai berikut:
- Bersilat di tempat lapang
- Bersilat di tempat sempit
- Bersilat dalam posisi apapun (duduk, berbaring)
- Penguasaan menghadapi serangan memakai senjata tajam dan tongkat
- Bersilat di tempat yang licin (di atas tanah liat yang disiram air atau di atas batu licin di sungai)
- Bersilat di tempat yang kurang cahaya atau gelap sama sekali
- Bersilat dengan harimau (ujian terakhir pada beberapa sasaran silek)
Sebagian
para Tuo Silek mempercayai bahwa silek ini dahulunya milik inyiak balang
(harimau), setiap kali silek ini diadakan jika memakai gerakan harimau, konon
harimau itu akan datang menyaksikan sendiri silat itu, dan bahkan harimau itu
bisa bergabung dengan pemain silat. Untuk menghindari itu, silek dilakukan di
tempat yang tertutup jika dilakukan di malam hari. Ujian terakhir dilakukan
dengan bermain silat langsung dengan inyiak balang (harimau). Tapi keyakinan
ini tidak dianut oleh semua guru. Ada juga sasaran yang mengajarkan silek biasa
dan silek harimau untuk tingkat lanjutan, setelah selesai dengan silek biasa
yang dilakukan pada malam hari, mereka akan mengambil langkah silek harimau
pada siang hari, bukan malam hari.
Sistem
sabuk diperkenalkan pada sasaran silek setelah adanya bimbingan dari Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI)
kepada guru silat tradisional. Maka semenjak itu dikenal adanya istilah sabuk.
Warna dari sabuk itu sendiri seperti sabuk putih, biru, hijau sampai hitam,
diberikan berdasarkan kemahiran murid pada level tertentu. Silek tradisional
tidak mengenal istilah sabuk. Mereka mengukur murid berdasarkan kemahiran murid
di dalam latihan seperti yang disebutkan di atas. Murid yang mahir akan menjadi
tangan kanan guru untuk mengajar murid-murid pada tingkat pemula.
5. Kaputusan Silek (Keputusan Silat)
Umumnya
sasaran silek itu memiliki istilah tamat belajar, kecuali seperti yang
dikatakan oleh salah satu Tuo Silek dari Pauah, Padang. Pada masa tamat belajar
biasanya guru memberikan sesuatu kepada muridnya tergantung kepada sasaran itu
sendiri, ada yang memberikan semacam mantera penutup, ada pula keputusan kaji
silek itu hanya berupa beberapa kata kunci atau bahkan cuma nasihat saja dari
guru.
Ada
sasaran silek yang melakukan badah ayam (bedah ayam). Ayam dipotong
seperti biasa, kemudian ayam tersebut diperiksa jantungnya dan ditunjuk satu
titik tertentu di ujung jantung, kalau mau melepaskan gayuang kata sang
guru, tembaklah ujung jantung ini pada lawan. Dan untuk melepaskan gayuang itu,
si murid diberi kato atau manto (mantera). Gayuang
(gayung) adalah kemampuan untuk merusak jantung atau bagian dalam tubuh orang
lain dengan menggunakan kekuatan batin. Gayuang ini hanya boleh dipakai ketika
sudah tidak ada pilihan lagi dalam upaya mempertahankan hidup. Gayuang ini bisa
berakibat fatal bagi lawan jika tidak segera diobati. Biasanya pamunah
gayuang (pemusnah gayung) diberikan kepada murid yang berguna untuk
menghilangkan efek dari gayuang tersebut jika lawan sudah minta ampun
dan menyerah.
Namun
hal yang pasti dari seseorang mendapatkan kato kaputusan (kata putus
atau tamat) ini adalah dia bisa mengajar orang lain dan membuka sasaran
silek lain di bawah restu guru, artinya dia dianggap resmi sebagai guru
baru dan memiliki wewenang mengajarkan ilmu yang sama dalam jalur waris yang
sah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Beri comentar sebagai "Anonymous" jika ingin coment tanpa log in...
Trmksh…^_^